PERSAINGAN PON DIYAKINI TETAP KETAT
(Koni Kota), 31/3/2020, Meski seluruh Indonesia tengah dilanda wabah virus Corona (Covid-19), Komite Olahraga Nasional Indonesua (Koni), DIY meyakini bahwa hal tersebut akan banyak berpengaruh pada ketatnya persaingan antar daerah di Pekan Olahraga Nasional (Pon) XX - 2020. Pasalnya, setiap daerah meski terdampak tetap melakukan persiapan untuk meraih hasil terbaik.
Ketua Umum (Ketum), KONI DIY Prof. Dr. Djoko Pekik Irianti. MKes,AIFO senin (30/3), mengatakan mengganggu semua lini masyarakat termasuk olahraga. Meski demikian persiapan mejuju PON di Papua tetap di lakukan.
Dengan kenyataan tersehut bisa dipastikan persaingan akan tetap berjalan dengan sangat ketat.
Persaingan tetap kami yakni ketat Kerana meski terkendala setiap daerah tetap menggelar pemusatan latihan sebagai persiapan dengan model masing-masing untuk menyiasati kondisi ini, jelasnya.
Haya satu saja. guru besar UNY ini menilai, ;ketatnya persaingan dengan peningkatan prestasi atau rekor di PON sebelumnya.Sebab semua atlet pasti tidak akan bisa maksimal.
Kalau latihannya saja terkendala seperti ini. pasti semua atlet semua daerah juga tidak maksimal. Jadi prestasi atau rekornya nanti juga tidak maksimal. Tapi kalau untuk persaingan atlet tetap ketat," bebernya.
Sebagai langkah antisipasi guna bisa meraih hasil maksimal, KONI DIY akan mencoba mengoptimalkan cabang olahraga (Cabor), yang hambatan latihannya paling minim pada masa darurat seperti saat ini.
Beberapa contoh adalah cabor yang selama ini bisa berlatih di dalam ruangan atau di rumah, seperti panah, menembak dan biliar.
Meski dilakukan di rumah, cabor -cabor yang masuk level 1 ini kami harap tetap bisa meraih prestasi maksimal . Mudah mudahan mereka bisa tambah medali, mungkin panahan yang awalnya 3 bisa jadi 4 , biliar awalnya 1 jadi 2 ," jelasnya.
Meski begitu KONI DIY tetap mendorong cabor lain untuk bisa meraih prestasi . " Kami selalu dorong cabor lain untuk bisa meraih prestasi. " Kami selalu dorong cabor lain yang latihnnya di luar rumah atau ruangan untuk mengatasi hambatan tersebut, " pungkasnya.
dok. humas, mesia dan hukum koni kota jogja.